Senin, 17 Februari 2014
Beri Satu Alasan
Ku tinggalkan kota yang menjadikan ku makhluk pariah
Setiap sudut pesing, lorong amis, gang gelapnya tlah lunas ku jelajah
Taman mesum, pasar kumuh, komplek elit, dan rumah ibadah
Ku pudarkan dari ingatan tergundah
Wajah-wajah pemulas usus terlupakan sudah
Seluruh debumu yang melekat di nganga luka lampus musnah
Selamat tinggal Brutus....
Ciao Iago!
Tak perlu ku telan lagi upas yang kalian ramu
Simpan amal palsumu di dengki hati
Aku tak peduli
Tapi....
Jika suatu waktu ku pulang
Hanya karena dia yang menulis tangis rindu di malam hari
Renjana mengharapku, demi aku, untuk datang
Cengkareng, 26 Desember 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar